Pages

Sabtu, 19 Juni 2010

BukU2 uNtUk si BuaH Hati...

Usia 0-3 bulan, bayi Anda:
1. Lebih menyukai buku-buku yang memiliki warna kontras dan desain yang berpola.
2. Melihat gambar-gambar tapi mungkin belum mau menyentuh buku yang ada di hadapannya.
3. Menatap pada Anda saat Anda mendendangkan lagu atau bersenandung padanya.

Usia 4-6 bulan, bayi Anda:
1. Mulai mengeksplorasi buku dengan memasukkannya ke dalam mulut.
2. Menunjukkan ketertarikan terhadap buku dengan meraih dan berusaha membalik-balikkan halamannya.
3. Bereaksi mengoceh ketika Anda membacakan untuknya.

Usia 7-12 bulan, bayi Anda:
1. Mengoceh saat melihat beberapa gambar.
2. Sudah dapat membalik halaman buku dengan bantuan Anda.
3. Bermain dengan buku seperti dengan mainan.

Usia 12-18 bulan, si kecil:
1. Dapat memegang buku tanpa bantuan.
2. Secara mandiri sudah dapat melihat-lihat isi buku sendiri.
3. Melihat buku sekilas, kemudian menggantinya dengan buku atau aktivitas yang lain.
4. Dapat menggunakan jarinya untuk menunjuk suatu gambar.

Usia 18-24 bulan, si kecil:
1. Dapat mengatakan beberapa kata atau frasa yang sering ditemuinya dalam buku.
2. Mulai pura-pura membaca atau menirukan perilaku orang dewasa saat membaca.
3. Bisa meminta Anda untuk membacakan cerita yang disukainya berulang-ulang kali.
4. Dapat membawa-bawa buku favoritnya kemana-mana.

(sumber: http://www.inspiredkidsmagazine.com)
Model KMS itu sendiri beragam. Ada yang resmi dikeluarkan oleh Depkes, ada juga yang dibuat oleh swasta seperti rumah sakit, klinik dokter, atau dari perusahaan produk bayi dan anak yang biasanya digunakan sebagai media berpromosi pula. Namun, pada dasarnya materi dalam semua model KMS sama saja, bedanya ada yang tidak mencakup semua materi secara lengkap. Inilah informasi yang paling tidak harus termuat di dalam KMS:


* Identitas

Mencakup nama anak, jenis kelamin, status anak dalam keluarga, tempat/tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaan orang tua, alamat, telepon, riwayat persalinan, BB dan PB lahir, lingkar kepala, golongan darah dan lainnya.

* Grafik Berat Badan

Grafik pertumbuhan BB ini biasanya dibuat untuk jangka usia 5 tahun. Orang tua bisa menandakan BB anak pada grafik setiap bulannya, sehingga terlihat apakah grafiknya naik, mendatar atau menurun. Grafik yang menaik menandakan kondisi anak sehat dan jika turun maka sebaliknya. Bila tidak ada kenaikan atau malah terjadi penurunan maka perlu ditanyakan kepada petugas kesehatan untuk kemudian dicari penyebabnya. Apakah karena anak tidak mau makan atau ada penyakit?

Selama ini, grafik KMS masih memakai standar lama yang sebaiknya direvisi setiap 10 tahun.

* Grafik Panjang/Tinggi Badan

Bisa dilihat bagaimana perkembangannya mulai dari 0 bulan sampai 12 bulan. Kemudian dari usia 1 sampai 3 atau 5 tahun. Ukuran TB itu pun ada batasan tingkatannya yang biasanya diberi warna.

* Lingkar Kepala

Ada dua grafik lingkar kepala, untuk anak laki-laki dan perempuan. Cara pengukurannya dengan menandai titik pada pertemuan antara garis usia anak (mendatar) dan garis ukuran lingkar kepala (vertikal). Biasanya dalam grafik tersebut terdapat batas tingkatan yang diberi warna. Bila ukurannya masih dalam daerah yang berwarna maka dianggap normal. Kalau keluar dari daerah berwarna maka tidak normal dan anak perlu dirujuk.

* Jadwal Imunisasi

Imunisasi diberikan sejak bayi hingga usia 12 tahun. Waktu pemberiannya harus dicatat, begitu pula dengan jadwal berikutnya agar mudah diingat orang tuanya. Saat ini, pemerintah baru dapat menyediakan vaksi BCG, DPT, campak, polio, dan hepatitis B, sedangkan vaksin lainnya seperti HiB, MMR, tifoid, varisela, hepatitis A dapat diperoleh di klinik swasta.

* Jadwal pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi

Pemberian ini diberikan pada anak usia 1 sampai 5 tahun. Satu kapsul diberikan setiap 6 bulan, pada bulan Februari dan Agustus.

* Pedoman pemberian makanan yang sehat

Semacam tabel yang mencakup usia anak dan jenis makanan yang sesuai dengan usianya. Seperti kapan bayi diberi ASI, makanan lumat, makanan lembek dan makanan orang dewasa. Terkadang ada pula gambar kelompok bahan makanan sesuai gizi seimbang.

* Menangani masalah kesehatan yang sederhana.

Umumnya yang paling sering dimuat dalam KMS adalah cara mengatasi diare; bagaimana tindakan pertama mengatasinya dan kapan membawa anak ke dokter.

* Tonggak-tonggak perkembangan

Idealnya KMS menjelaskan patokan/standar tumbuh kembang anak yang dapat dimonitor serta dapat segera ditindaklanjuti oleh orang tua jika diantaranya terdapat penyimpangan. Bagaimanapun keterlambatan tidak boleh dianggap suatu hal biasa, tapi mesti segera dikonsultasikan. Kalau orang tua tidak memonitornya maka berarti dia telah menyia-nyiakan 3 tahun pertama perkembangan anaknya.

Satu tahun pertama merupakan periode pertumbuhan cepat baik fisik, sosial, maupun intelektual. Ia belajar mengenal namanya, merangkak, dan mencoba meniru suara orang tuanya. Pada tahun kedua, perbendaharaan katanya tumbuh dengan cepat, bahkan dapat mengucapkan beberapa kalimat, dan mengerti perintah/larangan orang tuanya (walaupun tetap dilanggarnya). Ia juga kemudian dapat berlari, menaiki tangga, dan mulai menggunakan cangkir untuk minum. Sedangkan pada tahun ketiga, perkembangan sosial mulai menonjol, seperti bermain bersama orang tua dan mulai dapat mengingat cerita/dongeng. Pada akhir periode ini ia mulai banyak bertanya.

Sabtu, 15 Mei 2010

Laparoskopi Kehamilan Ektopik Berulang

Proses Kehamilan.mp4

58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL


Langkah-langkah dalam mengahadapi persalinan yang biasa dan standar bagi ilmu kebidanan serta hukumnya.TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Dor – ran
Tek – nus
Per – jol
Vul – ka

II. SIAP PERTOLONGAN
2. Siap alat Partus Set
Wadah DTT
Luar
Ibu
Bayi


Persiapan Bidan

Persiapan bidan sebelum proses melahirkan



Siap diri 3. Celemek
4. Cuci
5. Sarung
6. Oksi

III. PASTIKAN
7. Bersih
8. PD
9. Celup
10. DJJ

IV. SIAP IBU DAN KELUARGA
11. Ibu
12. Keluarga
13. Pimpin His (+)
• Pimpin
• Puji
• Posisi
• Istirahat
• Dukungan
• Minum
• DJJ

14. HIS (-) Istirahat

V. SIAP TOLONG
15. Hnduk
16. Bokong
17. Buka
18. Sarung

VI. TOLONG
Kepala 19. Lindungi
20. Check
21. Tunggu
Bahu 22. Bi Parietal

Badan 23. Sangga
24. Susur

VII. PENANGANAN BAYI
25. Nilai
26. Kering
27. Fundus
28. Bertitahu
29. Suntik
30. Jepit
31. Potong
32. Letak
33. Selimut

VIII. AKTIF KALA III
PTT : 34. Indah
34. Posisi
35. Regang

Plasenta : 37. Tarik
38. Putar
39. Massage

IX. PERDARAHAN
40. Plasenta
41. Robekan

X. PASKA TINDAKAN
42. Tonus
43. Susu
44. Ukur bayi
45. Suntik bayi
46. Konstraksi
47. Ajarkan
48. Evaluasi
49. Nadi
50. Nafas dan Suh 51. Alat
52. Buang
53. Ibu
54. Nyaman
55. Dekontamisasi
56. Celup
57. Cuci
58. Catat

Motivasi diri


Jangan Pernah Katakan “Akan”

Pernahkah anda mempunyai impian yang ingin diwujudkan. Mempunyai target yang ingin dicapai. Saya tahu pasti anda memilikinya.. karena jika tidak! anda sudah termasuk orang yang gagal. Mengapa? Karena orang gagal adalah orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya.

Tapi saya percaya anda bukan orang gagal. Saya percaya anda adalah orang yang mempunyai mimpi!

Sekarang tinggal bagaimana caranya membuat mimpi anda menjadi kenyataan seperti cerita sukses pengemis yang lalu. Ada banyak jalan menuju Roma, disini saya hanya ingin memperkuat hati anda untuk segera mengambil salah satu jalan tersebut.

Saya kembali teringat sebuah kalimat motivasi yang bunyinya kurang lebih seperti ini.

Orang gagal mengatakan “aku akan sukses” berkali-kali
Namun orang sukses mengatakan “aku akan sukses” hanya satu kali saja.

Maksudnya adalah….Terkadang kita selalu mengucapkan keinginan untuk sukses berkali-kali namun tanpa tindakan yang nyata. Padahal kesuksesan ada karena ada sebuah tindakan.

Sebenarnya ada kesalahan dalam berfikir kita selama ini. Kita selalu mengatakan “akan” untuk mencapai tujuan..padahal mungkin itu bisa membuat kita malah tidak akan mewujudkannya. Coba deh berapa kali orang mengatakan ini :

* Aku akan menjadi pengusaha
* Aku akan mempunyai mobil
* Aku akan menjadi presindent.

Apakah anda juga termasuk orang yang sering mengatakan itu semua? Lalu apa yang terjadi saat ini? Apakah anda masih gagal? Jika jawabannya “ya” berarti mungkin ini masalah anda :

Lupakanlah menggunakan kata “Akan”, itu hanya membuat anda semakin malas mengejar tujuan anda. Bahkan LEBIH PARAH mengurangi SEMANGAT anda. Gunakan saja kata “Pasti” untuk membuat hati anda menggelora seperti api :

* Aku pasti menjadi pengusaha
* Aku pasti mempunyai mobil
* Aku pasti menjadi presindent.

Tanyakanlah kepada yang paling bisa anda percayai, yaitu hati anda. Tanyakanlah kepada hati anda “Apakah mimpi dan tujuan saya”. Lalu gunakan kata “PASTI” untuk mewujudkannya. Selamat Berjuang!!!


artikel ini didapatkan di :http://motivasidiri.info/jangan-pernah-katakan-akan/#more-32

motivasi diri


Cerita sukses seorang Pengemis

Tanggal 19 januari 2001, Di sebuah kota besar yang berada di planet ke tiga Galaksi MilkyWay. Pada sore hari ketika banyak orang pulang kerja. Ada satu orang pengusaha menaiki mobil BMW serta terlihat sedang terburu-buru. Dia turun dan menuju ATM terdekat untuk mengambil sejumlah uang.

Yang pasti uangnya dalam jumlah BESAR.

Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk-duduk dilantai. Pakainnya kumuh, berlubang dan seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang. Jika anda sedang berpikir dia adalah seorang pengemis.

Anda 100% benar.

Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk ke dalam ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar ingin mentransfer uang.

Yang pasti transfernya dalam jumlah BESAR.

Ketika dia hendak keluar. Entah perasaan darimana si pengusaha menjadi iba kepada pengemis. WOW! dia mengambil dompet dari sakunya. Setelah melihat dari pojok kiri ke pojok kanan sisi dompet. Dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil!

Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis.

Terima Kasih tuan, Kata si pengemis dengan bibir tersenyum senang. Sampai senangnya dia mengambil uang seribuan itu dari gelas dan memegangnya dengan kuat. Hmmmmm… mungkin ini adalah pendapatan terbesarnya hari itu.

Exspresi dari pengusaha itu hanya tersenyum kecut. Tidak lebih dari itu! kemudian dia mulai meninggalkan si pengemis menuju mobil mewahnya. Lalu… entah kenapa! ketika dia ingin memasuki mobil… dia seperti tidak rela memberi uang dengan cuma-cuma kepada pengemis tadi.

Dasar Kikir! Dia berlari kembali menuju ke pengemis. Ketika ingin mengambil uang seribuan miliknya. Dia tertahan! atau tidak bisa karena uangnya masih digenggam oleh si pengemis.

Akhirnya tanpa pikir panjang!

Si Pengusaha mengambil gelas pengemis yang mungkin adalah harta satu-satunya. Dengan enteng dan terlihat seperti mengejek. Si pengusaha kikir itu berkata:

Kamu juga pengusaha bukan?

Kemudian pengusaha berlari kembali ke mobilnya. Dan si pengemis hanya bisa melongo. Walau samar-samar terlihat ada air yang keluar dari matanya.

Hmmmmm…

Bersamaan dengan itu terlihat langit sudah berwarna merah. Mataharipun mulai terbenam.
8 tahun kemudian….

Tepatnya tanggal 2 juli 2009. Di sebuah gedung mewah yang terdapat di kota besar di planet bumi. Si pengusaha sedang berada di kantornya. Melamun! bahkan terlihat seperti orang stres.

Tentu saja dia stres! Gara-gara krisis ekonomi global, bisnisnya hampir bangkrut! tinggal menunggu hari saja dia akan menjadi miskin. Suatu hal yang tidak pernah dia rasakan seumur hidup. Belum lagi tanggungan hutang yang tidak bisa dia bayar.

Bukan hanya jatuh miskin, mungkin dia akan masuk penjara karena tidak bisa melunasi hutangnya.

Tiba-tiba!

Telepon berdering. Ternyata itu dari sekertarisnya. “Pak ada orang yang mau bertemu dengan bapak”.

Sebenarnya pengusaha itu sedang malas menemui siapa-siapa. Apalagi orang yang tidak dikenalnya. Namun dia putuskan untuk menemui si tamu misterius ini.

Tamu misterius itu pun masuk. Lalu diikuti dengan basa-basi singkat seperti perkenalan nama dsb. Lalu pengusaha pun menanyakan maksud kedatangan si tamu.

ALANGKAH KAGETNTA!

Tamu misterius itu mau menginvestasikan uang dalam jumlah besar dalam perusahaannya. Bahkan jumlah uang itu juga sanggup melunasi hutang perusahaan. Pengusaha itu hanya melongo tidak percaya.

Tapi sebelum si pengusaha berhenti dari kegiatan melongonya. Si tamu misterius itu berkata :

Mungkin bapak sudah lupa terhadap saya. Dulu saya adalah pengemis yang sering mangkal di depan ATM. Gara-gara bapak dulu ngomong kayak gini Kamu juga pengusaha bukan?

Saya waktu itu benar-benar terharu.

Anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang lain, melainkan penjual yang sedang menjual barang.

Waktu itu juga saya berhenti mengemis. Lalu merintis usaha saya sendiri. Dan bisa bapak lihat akhirnya saya BERHASIL

Jadi begitulah Saudara kesuksesan PASTI berawal dari sebuah motivasi. Memang Cerita diatas hanyalah kisah fiksi. Tapi saya harap setelah membaca cerita ini…anda bisa membuatnya menjadi kisah nyata.

cerita ini didapatkan di : http://motivasidiri.info/cerita-sukses-seorang-pengemis/#more-27

teknik melahirkan terpopuler

Berbagi Pengetahuan Untuk Ibu Hamil (Bumil)

Banyak orang bilang klo zaman dulu itu melahirkan hanya satu cara yaitu normal dengan bantuan Paraji (dukun beranak). Wah klo hari gini sich serem juga ya..hehehehe…

Zaman berikutnya..ada pilihan lain yaitu Bidan..sampai sekarang sich ada juga lho Bidan..itu lebih aman daripada dukun beranak yaa….tapi tetep proses melahirkan yang dilakukan adalah normal..

Zaman sekarang ada yang namanya Dokter Kandungan dan proses persalinan cesar (dengan operasi)..dengan kondisi tertentu..

1. ILA (Intrathecal Labor Analgesia)

ILA adalah salah satu teknik melahirkan dengan proses persalinan normal. Kelebihan dari teknik ini adalah menghilangkan rasa sakit dan nyeri pada Ibu yang melahirkan. Dibutuhkan 2 (dua) dokter yang menangani dalam proses ini yaitu Dokter kandungan itu sendiri dan Dokter Anastesi.

Persalinan dengan teknik ILA dilakukan dengan menyuntikkan obat anestesi ke dalam cairan saraf tulang belakang pada ibu hamil dalam tahap bukaan 3. Posisi Bumil boleh duduk atau berbaring miring dengan tetap dalam keadaan sadar. Cairan yang disuntikkan tadi dapat menghilangkan rasa sakit dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil, cairan yang masuk tidak akan mempengaruhi janin.

Di teknik ILA, Bumil tidak akan mengejan sendiri tapi harus dengan perintah Dokter karena Bumil tidak merasakan rasa sakit (kontraksi) pada sekitar panggul.

* Jika Bumil memutuskan atau ingin tau teknik ini lebih dalam lagi maka konsultasikan dengan Dokter kandungan Bumil.

2. WaterBirth

Seperti teknik ILA, teknik ini ada karena dapat mengurangi rasa sakit pada saat Bumil melahirkan. WaterBirth atau yang dikenal dengan melahirkan di dalam air dapat mengurangi rasa sakit karena Bumil berendam dalam sebuah kolam yang terbuat dari plastik yang telah disterilisasi berukuran 2 meter, Bumil dapat melakukan proses persalinan dengan teknik WaterBirth dengan posisi duduk, nungging atau posisi Bumil senyaman mungkin. Bumil berendam di air hangat yang sudah disesuaikan dengan suhu tubuh Bumil agar bayi yang baru lahir tidak merasakan perbedaan sebelum dan setelah keluar dari perut Bumil dan teknik ini membuat Bumil rileks dan nyaman, sehingga rasa sakit dan stres berkurang.

* Jika Bumil memutuskan atau ingin tau teknik ini lebih dalam lagi maka konsultasikan dengan Dokter kandungan Bumil.

3. Hypno Birthing

Hypnobirthing adalah teknik/metode lain untuk Bumil yang dapat mengurangi rasa sakit dan tanpa proses pembedahan seperti halnya teknik ILA dan WaterBirth.

Teknik ini berguna sebelum dan sesudah persalinan karena Bumil akan berlatih menanamkan sugesti pada alam bawah sadar Bumil agar dapat mengendalikan tindakan sadar ketika menjalani proses persalinan dan mengkoordinasikan pikiran tubuh dan jiwa agar Bumil memiliki perasaan bahagia tanpa merasakan sakit.

Cara Bumil agar dapat melakukan teknik ini adalah melakukan pelatihan rutin dan bimbingan dari seorang ahli hypnoterapi. Biasanya Bumil melakukan latihan Hypno Birthing ini ketika bulan ketujuh masa kehamilan.

* Bumil bisa menghubungi rumah sakit atau klinik yang menyediakan metode HypnoBirthing.

jahit perinium

HEATING PERINEUM
Posted on http://ayurai.wordpress.com/2009/08/08/heating-perineum/ Agustus 8, 2009 by ayurai

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.

Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, servik dan robekan uterus. Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteril atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau spekulum.

Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan persalinan. Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atuajika perlukaan tersebut idak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam dimana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukaan yang aktif mengeluarkan darah memerlukan suatu penjahitan.

Tujuan dari pejahitan perlukaan perineum / episiotomi adalah :
1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan.
2. Untuk menghentikan perdarahan

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.
Derajat Satu
Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat

• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Otot sfingter ani
• Mukosa Vagina
• Komisura posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Otot sfingter ani
• Dinding depan rektum
Tak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik. Jahit menggunakan teknik yang dijelaskan pada Lampiran 4. Penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan

Gambar 1 : Derajat Laserasi Perineum
Sumber: Midwifery Manual of Maternal Care dan Varney’s Midwifery, edisi ke-3

jahit pereneum



Langkah-langkah pejahitan robekan perineum
A. Persiapan Alat
1. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan
- Wadah berisi :
Sarung tnagna, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pincet
- Kapas DTT
- Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT
- Patahkan ampul lidokain
2. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
3. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
4. Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu
5. Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan air mengeliar
6. Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
7. Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT
8. Lengkapi pemakaian sarunga tangan pada tangan kiri
9. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum
10. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua.

B. Anestesi Lokal
1. Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan
2. Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bahwa vulva.
3. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
4. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada mukosa vagina
6. Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
7. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan

C. Penjahitan Laserasi pada Perineum
1. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
2. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
3. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka perineum
4. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
5. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler
6. Pidahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya
7. Masukkan jari ke dalam rektum
8. Periksa ulang kembali pasa luka
9. Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang diinginkan



jahit pereneum2 10. Nasehatiibu untuk :
a. Menjaga perineum selalu bersih dan kering
b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
c. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 x per hari
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa luka

D. MACAM – MACAM JAHITAN

A. Jahitan Kulit
1. Jahitan interrupted :
a. Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu)
Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah penyembuhan.

b. Jahitan Matras
1) Jahitan matras vertikal
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lunak subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.
2) Jahitan matras horizontal
Jahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit diatasnya terlihat bergelombang

c. Jahitan Continous
1) Jahitan jelujur : lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus / simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka.
2) Jahitan interlocking, feston
3) Jahitan kantung tembakau (tabl sac)

2. Jahitan Subkutis
a. Jahitan continous : jahitan terusan subkutikuler atau intrademal. Digunakan jika ingin dihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh. Juga untuk menurunkan tengan pad aluka yang lebar sebelum dilakukan penjahitan satu demi satu.
b. Jahitan interrupted dermal stitch

3. Jahitan Dalam
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang dren. Dren dapat dibuat dari guntingan sarunga tangan fungsi dren adalah mengelirkan cairan keluar berupa darah atau serum.

macam jahitan pereneum


B. PERAWATAN LUKA HEATING PERINEUM

a. Penanganan Komplikasi
1. Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan.
2. Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka
- Lalu berikan terapi ampisilin 500 mg per oral 4 x sehari selama 5 hari
- Dan metronidazol 400 mg per oral 3 x sehari selama 5 hari
b. Perawatan Pasca Tindakan
1. Apabila terjadi robekan tingkat IV (Robekan sampai mukosa rektum), berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal
c. Ampisilin 500 mg per oral
d. Dan metronidazol 500 mg per oral
2. Observasi tanda-tanda infeksi
3. Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enam selama 2 minggu
4. Berikan pelembut feses selama seminggu per oral

DIarsipkan di bawah: BIDAN, asuhan kebidanan

Minggu, 14 Maret 2010

tak berarti tanpa mereka

"SAHABAT".......
tak ada orang yang tak mengenal kata itu,
dan aku yakin
masing-masing dari kita pasti memiliki sahabat.....
dan sahabat pasti memiliki tempat tersendiri di hati kita,
mungkin hanya diri kita sendiri yang tahu...
seberapa besar arti sahabat untuk kita....
tapi yang jelas...
mereka adalah orang-orang hebat (selain orang tua kita)
yang mau menemani langkah kita saat itu,
dan
mampu membuat kita berdiri hingga saat ini
meghadapi dunia yang beda dengan yang lalu....
inilah orang-orang hebat dalam hidup ku tersebut..........





"DEAJENG AYU RETNO PUTRI"
wanita yang mempunyai kemauan keras,sulit mencintai cowok,tapi begitu jatuh cinta...dia sangat sulit lepas...

















Yang ditengah itu
"SULISTYOWATI"
wanita sedrhana yang rendah hati,penurut...

sebenarnya masih ada 5 orang lagi,
hmmm,tp sayang kaku belum ada fotonya...





si jilbab kuning itu..
sahabat saat aku SMA (MAN SBY)
"RATNA WAHYU KURNIAWATI"

Oh iya..
ada lagi...
"MELINDA WULAN SARI (samping kiri) dan MAUDU'AH (samping kanan)"




NAH...kalo yang ini
sama juga c (sahabat SMA)
kita mulai dekat sejak di kelas XI IPA 2,




"CHOIROTI LAILIYATUL MAS'ADAH dan RATNA SOFI"

emmm,sepertinya gag muat ney ukurannya bwt posting..
udah dulu ya...

Minggu, 07 Maret 2010

memang tak mudah

awalnya.....
ku kira kuliah itu menyenangkan.....

ternyata....
di kampus yang berlantai 3 ini...
di kelas yang awalnya memiliki 45 penghuni....
aku akan dan harus menyelesaikan gelar q...
Amd.Keb...............
selama 6 semester,

semester awal....
adaptasi (pastinya...)
mata kuliah nya menyenangkan....
terutama anatomi fisiologi..
yupz, i like it so much ^.^d


semester II....
sudah mngenal lebih jauh tentang duniaku...
dunia kebidanan...
dan...
aku senang...
sampai akhirnya..
aku harus melewati yang disebut..
UHAP (UJIAN TAHAP) I...
Materi KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
di ujikan............
setelah itu,,
praktik di rumah sakit...
ohhh,menyenangkan sekali......





SEMESTER KETIGA,,,
mAtA kuLiah sUdaH MuLai TErFokUs..
seMuA berkaitan dengan
ASUHAN KEBIDANAN...
Entah..
Tentang Ibu Hamil (Gravida)
Ibu Bersalin (In Partu)
Ibu Nifas (Post Partum)
hmmm...
Susah-susah Gampang...
tp,Alhamdulillah....
UAS telah terlewati.....
tanpa UHAP..
aku di tempatkan lagi di lahan..
di Rumah Sakit..
Sialnya...
RS yang ku singgahi saat itu...
sangat menyeramkan... :(
tak ada yang mau bersahabat denagn kami...
"mahasiswa praktek"..
target asuhan kebidanan yang telah di ajarkan
sudah harus dicicil....
tp,,,
aku tak seberuntung teman2 ku rupanya...
aku tak banyak mendapat target..


putus asa!!! (sangat)
menyesal!! (pastinya)..
dan aku merasa sangat tak mampu untuk melanjutkan kuliah ku ini...

tp,,,
melihat kerja keras orang tua ku...
mengingat semua harapan2 nya yang di letakkan pada ku...


ahhhh...sepertinya aku memang harus bangkit!!!
harus!!
menyusun kembali batu bata semangat itu....
sebagai bekal langkah awalku..
ketika...saat ini..
aku tengah duduk di SEMESTER IV,

MATA KULIAH YANG SEMAKIN SULIT
UHAP II dengan materi2 yang tak mudah...
tapi tak apalah..
aku pasti bisa melaluinya..


dengan doa n motivasi dari orang tuaku..
dari dia.. "AHMAD TAUFIQ PUTRA RAHARJA" yang selalu membangkitkan ku..
dan
teman2 ku yang selalu memebuat ku tersenyum...

yahhhh...AKU PASTI BISA!!!

Amd.Keb...
Kan segera ku gapai itu..
ntah awalx bagaimana...
Yang ku tahu aku tak pernah mengenal lelaki itu...
Teman??? Mmmm bukan!
Sahabat???? Sudah jelas bukan!
Teman dari teman ku???? Ahhh gak juga....
Gak peduli yang mana.... Yang kutahu lelaki ini mampu membuatku berharap waktu yang kunanti untuk lulus menjadi lebih cepat... Dan saat aku bersamanya dengan bodohnya aku berharap waktu berjalan lebih lambat... (iya... Iya, membingungkan, maunya lambat apa cepat???)
dia cakep??? Nggak, hitam malah!
Dia pintar???? Apa ip 2,75 termasuk pintar? I don't thing so...
Atau menawan???? Ahhhh ngawur, gak lah
truz????
Yang jelas ntah dengan sihir apa,,, dia mampu membuat tiap hal yang kuhabiskan bersamanya begitu indah... Mungkin itu yang dinamakan cinta.... Kurasa tak butuh alasan lain....

hadiah dari dia...

senangnya...ketika dia rela menyaempatkan beberapa detik nya untuk membuat ini....

asuhan kebidanan hamil,bersalin,dan nifas

K A T A P E N G A N T A R

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah, sehingga penulis pelayanan kebidanan pada Ante Natal Care (ANC), Intra Natal Care (INC), dan Post Natal Care (PNC)
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bermanfaat mendukung kearah yang lebih sempurna sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini tidak lupa diucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Pembimbing dan Teman-Teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga budi baik dari semua pihak melalui bantuan, dorongan dan bimbingan demi tersusunnya asuhan kebidanan ini, mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Surabaya, Januari 2010

Penyusun









B A B I
P E N D A H U L U A N

A. Latar belakang
Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang yang mana segala upaya ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia. Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya AKI dan AKA dalam 100.000 persalinan hidup.
AKI dan AKA masih cukup tinggi dan ini adalah masalah yang dihadapi bangsa indonesia. Sebenarnya AKI dan AKA tersebut masih dapat dihindari karena sebagian terjadi pada saat pertolongan pertama yang sangat diperlukan, tetapi penyelenggaraan kesehatan sanggup untuk member layanan.
Bidan sebagai salah satu ujung tombak pemberian layanan kesehatan khususnya kebidanan terhadap masyarakat, juga senantiasa berupaya terus meningkatkan mutu pelayanan dalam bentuk “ Asuhan Kebidanan” yang berorintasi pada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana dimana bidan bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang dibuat dan asuhan yang diberikan.
Oleh karena itu wajiblah seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan, menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan, meliputi : Ante Natal Care (ANC), Intra Natal Care (INC), dan Post Natal Care (PNC).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin mungkin fisik dan mental dalam upaya menyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, nifas, sehingga didapat ibu dan anak/ bayi yang sehat.


b. Tujuan Khusus
 Mengenali dan menangani penyakit – penyakit yang mungkin
dijumpai pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin
 Menurunkan mordibitas dan mortabilitas ibu dan anak
 Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari tentang
kehamilan, persalinan, dan nifas.

















B A B I I
A N C
(Ante Natal Care)

A. Pengetian
Perawatan ANC adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama kehamilan.
B. Tujuan Perawatan ANC
1. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental, spiritual, untuk menyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar, sehingga didapatkan ibu dan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin
 Menurukan angka mortalitas ibu dan anak
 Memberikan nasehat-nasehat tentang cara mortalitas ibu dan anak
 Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB tentang kehamilan, nifas dan laktasi






Berikut alat-alat yang dapat disiapkan untuk melaksanakan pemeriksaan kehamilan,seperti :
1. Timbangan badan
2. Tensimeter dan stetoskop
3. Stetoskop leanec / funduskop
4. Reflek hammer
5. Jangka panggul dan metline
6. Pengukur tinggi badan
7. Pengukur waktu dan buku catatan
dan berikut adalah yang dilakukan pada pemeriksaan kehamilan :
I. ANAMNESA
Anamnesa yang dilakukan meliputi,
1. Umum
2. Keluarga
3. Kebidanan
4. Medis

II. PEMERIKSAAN UMUM
1. Menimbang berat badan
2. Mengukur tinggi badan
3. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA)
4. Mengukur tekanan darah dan nadi

III. INSPEKSI (PERIKSA PANDANG)
1. Cara berjalan
2. Bentuk tubuh
3. Pemeriksaan fisik (Head to toe)

IV. PALPASI (PERIKSA RABA/SENTUH)
1. Melakukan palpasi pada leher
memeriksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan/atau pembendungan vena jugularis.
2. Melakukan palpasi pada mammae dan aksila
memeriksa adanya masa abnormal pada mammae dan/atau aksila seperti FAM dan pembesaran kelenjar limfe,memeriksa kondisi puting susu dan aerola mamma serta kebersihannya.
3. Melakukan palpasi abdomen (uterus)
Melakukan pemeriksaan Leopold
• Leopold I
- menghitung usia kehamilan dengan mengukur TFU
- menentukan bagian tubuh janin yang berada di fundus uteri
• Leopold II
- menentukan situs janin (letak membujur, letak melintang ,atau letak sungsang)
- menentukan letak punggung janin (kanan/kiri) serta bagian kecil janin
• Leopold III
- menentukan bagian tubuh janin yang berada dibawah
- menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk PAP atau belum
• Leopold IV
- dilakukan bila hasil Leopold III telah masuk PAP
- menentukan seberapa dalam masuknya bagian tersebut kedalam PAP
4. melakukan palpasi pada daerah tibia untuk menentukan oedema pada ibu hamil.



V. AUSKULTASI (PERIKSA DENGAR)
1. mendengarkan DJJ dengan menentukan letak Punctum Maximum (bergantung pada letak punggung)
2. menghitung DJJ

VI. PERKUSI (PERIKSA KETUK)
1. melakukan perkusi pada daerah patella

VII. PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR
1. mengukur Distansia Spinarum
2. mengukur Distansia Kristarum
3. mengukur Boudeloque
4. mengukur lingkar panggul

VIII. MEMBUAT DIAGNOSA/KESIMPULAN

IX. MENCATAT HASIL PEMERIKSAAN
menuliskan semua hasil pemeriksaan secara jelas pada lembar dokumentasi dan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.












B A B I I I
I N C
(Intra Natal Care)

Intra Natal Care (INC) merupakan salah satu macam pelayanan kebidanan yang berfokus pada pelayanan pertolongan persalinan.
Berikut alat-alat yang dapat disiapkan untuk melaksanakan pertolongan persalinan, seperti :
1. APD (Celemek, alas kaki, masker, penutup kepala, kaca mata goggle)
2. Partus set, berisi :
- Gunting epis
- Klem tali pusat
- Gunting tali pusat
- Slym zuiger
- Benang pengikat tali pusat
3. Kapas dalam air DTT
4. Kasa steril + deppres
5. Obat2an : Oxytosin, Lidocain, Vitamin K, Spuit
6. Doeck / Under Path / kain alas bokong
7. Handuk + kain pembungkus bayi
8. Ember berisi Larutan clorin 0,5%
9. Air DTT dlm Waskom
10. Tempat sampah medis & non medis
11. Tempat pakaian kotor
12. Pakaian ganti ibu + pembalut
13. Bengkok + gelas ukur
14. Tensi meter + stetoskop
15. Funduskop / Doppler
16. Jam tangan
17. Heacting set,berisi :
18. Buku Catatan
Dan berikut langkah-langkah pertolongan persalinan :

I. MENGENALI TANDA dan GEJALA KALA II
1.1. Ibu merasakan ada dorongan kuat dan meneran
1.2. Ibu mserasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
1.3 Perineum tampak menonjol
1.4 Vulva dan sfingter ani terbuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peraklatan bahan dan obat2an esensiasi untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir untuk ditempatkan di tempat datar dan kering 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering ,lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
2.1. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi
2.2 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril yang
sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyiapkan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dgn tissue/handuk pribadi yg bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pd tangan yg akan digunakan untuk periksa
dalam
6. Masukkan oksitosin ked lm lubangsuntik(gunakantangan yg memakai
sarung DTTdan steril pastikan tdk terjadi kontaminasi pada alat suntik).
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP dan KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum,menyekanya dgn hati2 dr depan
kebelakang dgn menggunakan kapas/kassa yg dibasahi air DTT


7.1 Jika introitus vagina,perineum/anus terkontaminasi
tinja,bersihkan dgn seksama dr arah depan ke belakang
7.2 Buang kapas/kasa pembersih(terkontaminasi)dalam
wadah yg tersedia
7.3 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi ,lepaskan dan
rendam dlm larutan klorin 0,5%
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan dgn cara mencelupkan tangan yg
memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dengan keadaan terbalik dlm larutan clorin 0,5% selama 10 menit, cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepas
10. Periksa DJJ setelah kontraksi atau relaksasi uterus untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal ( 120-160x/menit)
10.1 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
10.2 Mendokumentasi hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ
dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf
IV. MENYIAPKAN IBU dan KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
11.1 Tunggu hingga ada rassa ingin meneran lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin dan dokumentasikan temuan yang ada
11.2 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana
peran mereka untuk mendukung dan member semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi
setengah duduk/posisi lain yang di inginkan dan pastikan ibu posisi
nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran :
13.1 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
efektif
13.2 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
13.3 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya kecuali posisi berbaring terlentang dalam
waktu yang lama
13.4 Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
13.5 Anjurkan keluarga member dukungan dan semangat
untuk ibu
13.6 Berikan cukup asupan peroral
13.7 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
13.8 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera lahir
selama 2 jam meneran primigravida atau 1 jam meneran multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan berjongkok,atau mengambil posisi yang
nyaman,jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 1 jam

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi diperut ibu jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan badan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan


VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

LAHIRNYA KEPALA
19. Setelah tampak kepala bayi dengan deameter 5-6 cm membuka vulva
maka dilindungi perineum dengan satu tangan yang di lapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang kain menahan kepala bayi, untuk menahan posisi defleksi perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
20.1 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan
lewat atas kepala bayi
20.2 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

LAHIRNYA BAHU
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental,
anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala
kearah bawa dan dista dan bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

LAHIRNYA BADAN dan TUNGKAI
23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawa kearah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut
kepunggung,bokong,tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari lainnya)
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian selintas
25.1 Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa
kesulitan
25.2 Apakah bayi bergerak dengan aktif.
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia BBL)
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan vernik, ganti handuk basah dengan handuk lain yang kering, biarkan bayi diatas perut ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi dalam uterus
Atau Gemeli
28. Beri tahu ibu bahwa iya akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi
Baik
29. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit i.m
dari 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan desinfektan sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30. Setelah 2 menit pasca persalinan jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi, mendorong tali pusat kearah distal atau ibu dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
31.1 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara klem
tersebut
31.2 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya dengan simpul mati pada sisi lainnya
31.3 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
32. Letakkan bayi agar kontak kulit ibu kekulit bayi.letakkan bayi tengkurap
didada ibu,luruskan bahu bayi shg bayi menempel didada/diperut ibu.usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dgn posisi lebih rendah dr puting payudara ibu
33. Selimuti ibu dan bayi dgn kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dr vulva
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu ,di tepi atas simpisis untuk mendeteksi,tangan lain menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus kontraksi,tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yg lain mendorong uterus kebelakang-atas (dorso –kranial) secara hati-hati, jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksiberikutnya dan ulangi prosedur diatas.
36.1 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

MENGELUARKAN PLASENTA
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti poros arah jalan lahir.
37.1 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
37.2 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
a. Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan katerisasi jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir segera lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan, pegang putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin dan
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan
38.1 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan klem DTT untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal

IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu atau bagian bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh., masukkan plasenta ke dalam kantong
plastik.
41. Evaluasi kemungkinan laserisasi pada vagina dan perineum, lakukan
penjahitan bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif.

X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
43.1 Sebagian besar bayi akan berhasil akan melakukan
Inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit , menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu satu payudara.
43.2 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu
44. Setelah 1 jam dilakukan pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis, dan vitamin KI intramuscular dipaha anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin KI berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral
45.1 Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaku-waktu bisa disusukan.
45.2 Letakkan bayi pada dada ibu, bila bayi belum berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.

XI. EVALUASI
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
46.1 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
46.2 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
46.3 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
46.4 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan sesuai untuk menatalaksana atoniauteri
47. Ajarkan ibu cara melakukan masase uterusdan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan esitimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1jam pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
49.1 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap 2 jam pertama pasca persalinan
49.2 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dikontaminasi 10 menit
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah, bantu ibu memakai pakaian yang kering dan bersih
54. Pastikan ibu merasa nyaman , bantu memberikan ASI, anjurkan keluarga
untuk memberi minuman dan makanan yang diinginkannya
55. Dekontaminasi tempat bersalin denganlarutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dangan sabun dan larutan klorin dan air mengalir
58. Lengkapi lembar partograf (halaman dapan dan belakang) periksa tanda vital dan asuhan Kala IV









HEACTING
MENJAHIT LUKA PERINEUM

I. PERSIAPAN ALAT
1.1. Nalvoeder (pemegang jarum)
1.2. Gunting benang
1.3. Jarum otot dan jarum kulit
1.4. Pinset anatomy dan chirurgie
1.5. Artikel klem (2)
1.6. Catgut chromic dan plain No 2.0 / 3.0
1.7. Spuit 10 cc dan Lidokain 1%
1.8. Sarung tangan
1.9. Kasa +deppres steril
1.10. Air DTT + Larutan Chlorin
1.11. Bengkok, tempat sampah medis dan non medis
1.12. Doek alas bokong
1.13. Lampu sorot

II. PELAKSANAAN
1. Pasang kain bersih dibawah bokong
2. Mengatur lampu sorot kearah vulva
3. Buka peralatan dekat pasien
4. Pakai sarung tangan
5. Hisap Lidokain 1%dalam spuit 10 cc
6. Menilai luas dan dalam robekan
7. Menjelaskan pada ibu, suntikan lidocain sepanjang luka secara S.C
8. Tunggu reaksi obat 1-2 menit
9. Memasang tampon vagina
10. Pasang benang pada jarum dengan bantuannalvoeder
11. Melakukan penjahitan :
Angkat tampon vagina
12. Melakukan rectal toucher
13. Membersihkan sekitar luka jahitan
14. Member nasehat ibu:
• Kebersihan luka
• Gizi & nutrisi
• Kunjungan ulang
15. Merendan alat dalam desinfektan
16. dokumentasi


















B A B I V
( P N C )
POST NATAL CARE

Perawatan pasca melahirkan (masa nifas) merupakan perawatan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru. Perawatan pasca melahirkan dapat dilakukan sendiri dan sesegera mungkin. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan antara lain :
A. PERSIAPAN
Persiapan Alat
1. Tensi meter / thermometer
2. Softeks / pembalut
3. Alat – alat perawatan perineum
Persiapan Pasien
1. Pasien dalam keadaan posisi terlentang
2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
Persiapan Lingkungan
1. Pintu, jendela atau gorden ditutup, dan kalau perlu gunakan scherem

B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi pasien terlentang
3. Mengukur tanda tanda vital
4. Mengukur tinggi fundus uteri /involusi dengan posisi Dorsal Recumbend
5. Memeriksa cairan vagina/lochea
6. Merawat luka perineum
7. Mengganti softek /pembalut
8. Merapikan pasien
9. Merpikan alat
10. Merapikan alat
11. Petugas mencuci tangan
12. Dokumentasi dan pelaporan


MERAWAT LUKA PERINEUM

A. PERSIAPAN
Persiapan alat
1. Tromol berisi kasa streril dan lidi kapas steril
2. Korentang streril
3. Handschoen
4. Kom berisi larutan savlon
5. Bethadine 3 %
6. Bengkok
7. Pengalas
8. Doek
9. Pispot
10. Botol berisi air untuk cebok
Persiapan Lingkungan
1. Jendela dan pintu ditutup dan memasang sampiran bila perlu
2. Penerangan yang cukup
3. Mendekatkan alat didekat pasien
Persiapan Pasien
1. Member salam dan memperkenalkan diri pada pasien
2. Menjelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
3. Mengatur posisi pasien

B. PELAKSANAAN
1. Petugas mencuci tangan
2. Pakaian bagian bawah dilepaskan dan ditutup dengan selimut
3. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
4. Mendekatkan bengkok didekat pasien
5. Lepaskan pembalut / tella pada vulva pasien
6. Pasang pispot
7. Tawarkan pasien untuk buang air kecil
8. Mengguyur vulva dengan air bersih / larutan antiseptic
9. Pispot diturunkan
10. Cuci tangan dan pasang handscoen
11. Membuka vulva dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
12. Tangan kanan mengambil kapas savlon untuk membersihkan vulva mulai dari luar kedalam , yaitu mulai dari lipatan paha kanan dan kiri, labia mayora kanan dan kiri, labia minora kanan dan kiri lalu vestibulum mulai dari klitoris sampai keanus dengan satu kali olesan dibuang
13. Bila anus masih kotorbagian ini harus dibersihkan ulung
14. Evaluasi tanda reeda
15. Mengompres luka perineum dengan kasa bethadin
16. Pasang pemlut dan celana pasien
17. Alas bokong diambil
18. Merapikan pasien
19. Membereskan alat
20. Melepas handscoen dan mencuci tangan
21. Menkokumentasi dan pelaporan


PERAWATAN PAYUDARA


A. PERSIAPAN
Persiapan Alat
1. Handuk besar
2. Minyak telon /baby oil
3. Waskom berisi air hangat dan air dingin
4. Waslap / handuk kecil
5. Kapas dalam tempatnya
6. Bengkok
Persiapan Lingkungan
1. Jendela dan pintu ditutup dan memasang skerem
2. Lampu / penerangan cukup
3. Mendekatkan alat didekat pasien
Persiapan Pasien
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri pada pasien
2. Menjelaskan kepada pasien tengtang maksud dan tujuan tindakan
3. mengatur posisi pasien dengan duduk / tidur

B. PELAKSANAAN
1. Petugas mencuci tangan
2. Anjurkan ibu melepas pakain atas dan bra
3. Memasang handuk besar
4. Melakukan pembersihan putting susu: letakkan kapas yang telah diberikan minyak kelapa / baby oil pada putting susu sampai aerola mamae + 3 menit lalu membersihkan dengan cara melingkar dari arah dalam keluar
5. Melakukan pengurutan buah dada
- Basahi kedua telapak tangan dengan minyak, letakkan antara kedua payudara
- Kedua telapak tangan diurut dari tengah keatas, kebawah, kesamping payudara diangkat terus dilepas, lakukan 20x tiap payudara
- Telapak bawah kanan kiri menopang payudara kiri,dengan jari-jari tangan kanan sisi kelingking urut payudara kearah putting lakukan 20x tiap payudara diurut dari pangkal payudara kearah putting susu lakukan 20x tiap payudara
6. Melakukan peyiraman dengan air panas dulu lalu air dingin secara bergantian +¬ 5 menit, setelah itu paka bra yang menopang
7. Merapikan pasien
8. Membereskan peralatan
9. Dokumentasi dan pelaporan















Gambar Langkah-Langkah Perawatan Payudara :
1. Melakukan pembersihan putting susu: letakkan kapas yang telah diberikan minyak kelapa / baby oil pada putting susu sampai aerola mamae + 3 menit lalu membersihkan dengan cara melingkar dari arah dalam keluar




2. Basahi kedua telapak tangan dengan minyak, letakkan antara kedua payudara

3. Kedua telapak tangan diurut dari tengah keatas, kebawah, kesamping payudara diangkat terus dilepas, lakukan 20x tiap payudara

B A B V
P E N U T U P

Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan kepada khususnya pasien kebidanan seperti Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan pada ibu selama kehamilan.Selanjutnya Pelayanan Intra Natal Care (INC) merupakan salah satu macam pelayanan kebidanan yang berfokus pada pelayanan pertolongan persalinan.Yang terakhir adalah Pelayanan Post Natal Care (PNC) adalah Perawatan pasca melahirkan (masa nifas) merupakan perawatan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru. Perawatan pasca melahirkan dapat dilakukan sendiri dan sesegera mungkin.

asuhan kebidanan pada neonatus

ASUHAN KEBIDANAN
pada Bayi Ny.“A” dengan Bayi Baru Lahir Aterm Fisiologis Hari I
Di RB. Kartini Surabaya


Pengkajian Tanggal : 04-12-09 No. Reg : 96/06
Pukul : 08.00 WIB

I. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS / BIODATA
Nama Bayi : Bayi Ny. “A”
Umur Bayi : 1 Hari
Tgl./ jam /lahir : 03 Desember 2009 / 06.00 WIB/Spt.B
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. Status Reg : 96/09
Berat Badan Lahir : 3200 gram
Panjang Badan : 50cm


Nama Ayah : Tn. “B”
Umur : 30 Tahun
Suku /Bangsa : Jawa/WNI
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Sidotopo
Telp. : -

Nama Ibu : Ny. “A”
Umur : 28 Tahun
Suku /Bangsa : Jawa /WNI
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Alamat Rumah : Sidotopo
Telp. : -



2. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
1. Riwayat penyulit kehamilan
a. Perdarahan : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
perdarahan selama hamil
b. Pre eklamsia / eklamsia : Ibu mengatakan tidak pernah darah tinggi dan
tidak pernah kejang
c. Penyakit kelamin : Ibu mengatakan tidak punya penyakit kelamin
d. Lain-lain : Tidak ada
2. Kebiasaan waktu hamil
a. Makanan : Ibu mengatakan makan ± 3x/ hari, menu nasi,
sayur, lauk-pauk
b. Obat-obatan/ jamu : Ibu mengatakan hanya minum obat dari
Bidan,seperti Tablet besi,Vit.A,Kalk.
c. Merokok : Ibu mengatakan tidak pernah merokok
d. Lain-lain : Tidak ada

3. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG (Diambil dari Dokumen Status Pasien)
1. Anak ke : I
2. Jenis persalinan : Spontan B
3. Ditolong oleh : Bidan
4. Lama persalinan : 13 jam
Kala I : 12 jam
Kala II : 1 jam
5. Ketuban pecah : Spontan merembes jam 05.00 WIB, warna jernih
6. Komplikasi persalinan :
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
7. Keadaan bayi baru lahir : Baik


Waktu
Tanda 0 1 2 Jumlah
nilai
Menit ke 1 Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflex
Warna [ ] tak ada
[ ] tak ada
[ ] lumpuh
[ ] tak bereaksi
[ ] biru /pucat [ ] <100
[ ] lambat tak teratur
[v] ext. fleksi sedikit
[v] gerakan sedikit
[v] tubuh kemerahan
tangan&kaki [v] > 100
[v] menangis kuat
[ ] gerakan aktif
[ ] menangis
[ ] kemerahan 7
Menit ke 5 Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflex
Warna [ ] tak ada
[ ] tak ada
[ ] lumpuh
[ ] tak bereaksi
[ ] biru /pucat [ ] <100
[ ] lambat tak teratur
[v] ext. fleksi sedikit
[v] gerakan sedikit
[ ] tubuh kemerahan
tangan&kaki [v] > 100
[v] menangis kuat
[ ] gerakan aktif
[ ] menangis
[v] kemerahan 8

8. Resusitasi
Penghisapan Lendir : Tidak
Rangsangan Taktil : Tidak
Ambubag : Tidak
Massage Jantung : Tidak
Intubasi Endotraheal : Tidak
Oksigen : Tidak
Terapi : Injeksi vit.K 1 mg/i.m.
Keterangan lain : Tidak ada

4. KEBUTUHAN DASAR, NUTRISI DAN CAIRAN
a. Pola Nutrisi : Bayi minum ASI, sejak lahir dan setiap bayi menangis.
b. Pola Eliminasi : BAB ( 2x meconeum/hari ) dan BAK ( 6x/hari )
c. Pola Aktivitas : Bayi lebih banyak tidur dan menangis saat lapar,BAB dan
BAK
d. Pola Istirahat : Bayi lebih banyak tidur ( + 12 jam/hari )

II. DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum

1 )Tonus Otot : Aktif dan Simetris
2) Kulit :
- warna kulit merah muda
- Tidak Cyanosis
- Turgor kilit elastis
3) Tangisan Bayi : Kuat
4) Tanda vital :
N : 138x/menit
S : 37°C
RR : 45x/menit


2. Pemeriksaan fisik Head to toe

1). Kepala :
Kulit kepala bersih, rambut tipis,cephal hematoma ,tidak ada caput
sucsadeneum, tidak anencephaly, tidak hydrocephalus, tidak
seborre
Ukuran lingkar kepala :
SOB : 32 cm FO : 35 cm MO : 38 cm
Diameter kepala
BP : 8 cm BT : 9 cm
2). Telinga :
Bersih, simetris, tidak keluar serumen
3). Mata :
Simetris , konjungtiva merah muda, sklera putih, nistagmus,
tidak strabismus,tidak blenorrhoe
4). Hidung dan mulut :
Hidung : bersih,tidak ada secret,tidak ada PCH
Mulut : bersih,tidak palatosysis ,tidak labiosysis, tidak
labio palatosysis
5). Leher :
Tidak ada pembendungan vena jugularis ,tidak ada pembesaran thyroid gland,tidak ada webbed neck
6). Dada :
Silindris ,tidak ada retraksi IC, tidak pigeon chest ,terdapat sekret
pada puting susu seperti susu.
Antopometri Dada : LIDA 33cm
7). Bahu, lengan dan tangan :
Simetris ,Jumlah jari tangan lengkap (10 jari ),tidak polidaktili/
Sindaktili,tidak fraktur klavikula,tidak fraktur humerus.
8). Perut :
Silindris ,tidak ompalocele, tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat, talipusat masih basah dan terbungkus kasa kering steril,terdengar bising usus : 12x/mnt.
9). Punggung :
Tidak spina bifida
10). Alat genetalia :
Testis sudah turun kedalam skrotum,tidak femosis,tidak hipospadia
maupun epispadia
11). Anus :
Tidak atresia ani maupun atesia rekti
12). Tungkai dan kaki :
Simetris,jumlah jari kaki lengkap (10 jari) ,tidak sintarsili/
politarsili
13). System syaraf dan reflek :
• Reflek sucking(+) : bayi dapat menghisap kuat puting susu ibu
• Reflek rooting(+) : saat disentuh pipinya bayi menoleh kearah
rangsangan
• Reflek moro (+) : saat dilakukan gebrakan reaksi bayi kaget
dan melakukan abduksi
• Reflek babinski (-) : saat telapak kaki digores,jari –jari kaki
ekstensi dan ibu jari fleksi atau sebaliknya
• Reflek grabing (+) : saat jari pemeriksa diletakkan ditelapak
tangan bayi,bayi menggenggam tangan
pemeriksa
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

III. ASSESMENT
Bayi baru lahir Fisiologis aterm hari ke I
Masalah : tidak ada

IV. PLANNING
Tanggal : 04-12-09 Pukul : 09.00

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan ada ibu,bahwa saat ini bayi dalam keadaan sehat dan normal
R/ Alih informasi dari nakes pada px
E/ Ibu dan keluarga mengatakan mengerti penjelasan bidan dan tampak
tenang
2. Menganjurkan ibu untuk membungkus tubuh dan kepala bayi dg selimut hangat dan mengganti pakaian/popok tiap kali basah
R/ Membungkus tubuh dengan selimut hangat mencegah terjadinya
kehilangan panas pada bayi
E/ Bayi tidak hipotermi
3. Melakukan observasi TTV tiap 6 jam
R/ Antisipasi adanya kelainan pada bayi yg mungkin terjadi
E/ N=120x/mnt, S=36,50C, RR=45x/mnt
4. Melakukan observasi tanda-tanda adanya infeksi tali pusat tiap memandikan bayi dan setiap mengganti popok bayi
R/ Antisipasi adanya infeksi tali pusat
E/ Tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat
5. Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan talipusat
R/ Perawatan talipusat dengan tepat dapat menhindarkan bayi dari proses
infeksi
E/ Ibu mengatakan mengerti dengan apa yang diajarkan bidan dan mampu
melaksanakan sendiri.
6. Menganjurkan Ibu untuk memberi ASI eksklusif
R/ ASI mengandung Imunoglobulin A yang dapat memberikan imunitas
bentuk pasif pada bayi
E/ Ibu kooperatif dengan anjuran petugas
7. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar
R/ Teknik menyusui yang benar dapat membuat bayi nyaman untuk
menyusu dan menghindarkan lecet pada puting susu ibu
E/ Putting ibu tidak lecet dan bayi merasa nyaman saat menyusu
8. Memberi HE pada ibu tentang tanda bahaya BBL
R/ Menambah pengetahuan ibu tentang kelainan yang dapat terjadi pada
BBL
E/ Ibu mengatakan mengerti penjelasan bidan
9. Menganjurkan Ibu untuk melaksanakan / mengikuti program imunisasi
R/ Imunisasi membantu tubuh bayi mendapatkan kekebalan tarhadap
suatu penyakit tertentu
E/ Ibu kooperatif dengan anjuran petugas
10. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 11-12-09 atau sewaktu-waktu jika terdapat tanda-tanda bahaya BBL
R/ Kontrol Ulang memudahkan bidan untuk memantau kondisi dan
tumbuh kembang bayi
E/ Ibu datang kembali ke BPS pada tanggal 11-12-09 untuk kontrol ulang

Senin, 01 Maret 2010

my first blog with my sweet hearth

nah... ini dia blog seorang bidang delima>>>>> Alfiyatun nuro